Recent Templates

a

Senin, 11 Maret 2013

Kejahilan Mis Kunti

Cerita ini udah lama banget saat aku masih kecil. Aku dapat cerita ini dari ummi yang menceritakan cerita-cerita mistik di kampung ini. Banyak banget ummi bercerita, tapi entah mengapa aku ingin menuliskan cerita yang ini. Sebetulnya cerita yang baru-baru ini terjadi juga ada

Saat itu speaker masjid mengumumkan telah meninggalnya salah seorang warga kampungku, sebut saja bi Ati. Bi Ati ini meninggal dalam keadaan sedang hamil tua. Tentu saja warga kampung geger. Kampung ini udah terkenal angker ditambah ada wanita mengandung yang meninggal, tambah angker lah. Warga percaya orang yang meninggal dalam kedaan hamil tua biasanya akan jadi ‘hantu’.

Warga makin percaya karena malamnya setelah kepergian Bi Ati, warga kampung digegerkan dengan penampakan dan kejahilan miss kunti. Saat itu beberapa warga yang tengah meronda sedang asyik bercakap-cakap di pos ronda. Tiba-tiba saja terdengar ketawa khas miss kunti dari arah pohon rambutan.

‘Hihihihihihi’ miss kunti terus tertawa seakan ingin memberitahukan keberadaannya pada para peronda.

Bapak-bapak itu pun sontak menghentikan obrolan mereka dan melihat ke arah pohon rambutan. Dan benar, disitu ada miss kunti yang sedang duduk ucang-ucangan (menggerak-gerakkan kakinya ke depan dan belakang) di salah satu dahan pohon, dengan bajunya yang berwarna putih dan rambutnya yang panjang, masih terus tertawa cekikikan.

Kebetulan para peronda itu orangnya berani. Bukannya kabur, mereka malah menghampiri pohon rambutan itu.

“Hei kunti kalau berani jangan di atas pohon, sini turun,” salah seorang peronda berkata sambil mendongak ke atas pohon, melihat miss kunti yang ucang-ucangan dan masih tertawa riang.

Mendengar tantangan itu cekikikan miss kunti semakin kencang, seakan-akan geli melihat tingkah laku mereka. Dan tanpa aba-aba miss kunti pun berdiri dan terbang melayang berputar-putar sambil terus tertawa girang. Lalu ia pun mulai melayang rendah menghampiri para peronda. Melihat miss kunti yang hendak menghampiri mereka seketika mereka langsung ambil jurus langkah seribu. Alhasil mereka pun dikejar miss kunti dan ditemani suara tawanya yang merdu. (hehee dasar padahal tadi mereka yang nantangin suruh turun berhadepan, pas udah disamperin malah kabur.. xixixixi).

Tidak hanya malam itu saja miss kunti menampakkan diri, malam-malam selanjutnya juga sama. Tempat favoritnya adalah pohon rambutan itu. Hampir setiap malam miss ini nongkrong disana, dan selalu menjahili siapa saja yang lewat pohon tersebut. Warga yang rumahnya dekat pohon itu pun setiap malam selalu mendengar tertawa miss kunti yang riang gembira.

Tapi tak jarang miss ini pun mampir ke rumah penduduk baik yang dekat pohon rambutan bahkan yang jauh sekalipun ia datangi. Salah satu warga yang
diganggu adalah bu Enar (samaran).

Kebetulan salah satu ‘ternit’ (atap yang di dalam rumah, biasanya warnanya putih. Ada yang menyebutnya ‘para’. Kalau bahasa indonesianya aku gak tahu… hehehe) kamar bu Enar ada yang bolong cukup besar. Saat malam tiba bu Enar pun memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhnya. Namun belum sampai bu Enar ke alam mimpi, bu Enar mendengar suara cekikian khas miss kunti.

“Hihihihi” Bu Enar pun kaget dan langsung membuka matanya. Ia terdiam mencoba mendengar suara itu, dan tawanya miss ini kembali terdengar, “hihihihi”

Entah mengapa bu Enar ingin memandang ‘ternit’ rumah yang bolong. Dan saat ia melihat ke arah ‘ternit’ kamar yang bolong, terlihat kaki miss ini, yang tertutup kain putih ditambah dengan rambut panjangnya, menjuntai dari ternit yang bolong itu sambil ucang-ucangan (kayanya miss ini seneng banget ucang-ucangan nih).

Melihat itu kontan bu Enar kaget, dan tawa miss kunti malah bertambah kencang seakan-akan tahu kalau bu Enar telah menyadari keberadaannya. Karena sudah tidak kuat akhirnya bu Enar berhasil pingsan sampai pagi (jadi inget teh ita… hehehe). Paginya bu Enar segera menutup ‘ternit’ yang bolong itu dengan koran.

Kelakuan miss ini makin menjadi-jadi setelah mantan suaminya menikah lagi. Biasanya ia hanya menampakkan diri saja dengan suara tawanya yang khas. Namun setelah suaminya menikah, ia sering merasuki warga, terlebih warga yang tengah mengandung.

Sebut saja bi Nani yang sedang hamil muda, tiba-tiba bertingkah aneh. Saat ditanya oleh ibunya bi Nani malah tertawa cekikikan khas miss kunti.

“hihihihihihi” bi Nani terus tertawa sambil lenggak- lenggok, seakan-akan sedang menikmati keadaan ini.

Kontan keluarga cemas dan tangan dan kakinya bi Nani pun langsung dipegangi lalu ia dibaringkan di atas kasur. Bi Nani tidak berontak malah makin cekikikan seakan-akan perbuatan mereka sangatlah lucu. Salah satu keluarga pun segera memanggil ustadz, dan tentu kampung menjadi geger. Warga kampung pun berbondong-bondong melihat keadaan bi Nani.

Melihat banyaknya orang, bi Nani makin cekikikan gila
seraya berkata, “Ya ampun rame banget nih.” Ia mengatakan sambil terus tertawa riang.

Suaminya dan bapak-bapak lain terus memegangi tangan dan kaki bi Nani sambil dipencet-pencet kaki dan tangannya. Ibunya sendiri mengoleskan balsem di tangan dan kaki bi Nani. Mendapat perlakuan itu miss kunti malah makin tertawa senang. “Duh, enak banget nih dipijitin. Ya terusin kaya gitu.” Itu yang dikatakan bi Nani kala itu sambil terus cekikikan.

Akhirnya ustadz yang ditunggu-tunggu pun datang. Pak ustadz segera mendatangi bi Nani yang sedang dikerumuni banyak orang, pak ustadz langsung membacakan ayat Alqur’an. Bukannya kepanasan, miss ini makin tertawa senang sambil berkata, “Duh, enak banget nih ngajinya. Terusin Pak Ustadz” diakhiri dengan ketawa khasnya, hihihihi.

Pak Ustadz terus membaca ayat alqur’an, tapi tak ada reaksi dari bi Nani. Ia malah makin girang. “hihihihi.. Pak Ustadz enak banget sih ngajinya, kaya dinina boboin. Hihihihi. Udah dipijitin, dinina boboin. Duh jadi pengen tidur. Hihihihi. Yang panjang ya pak ustadz ngajinya. Hihihihi”

Kontan kami pun bingung, bagaimana cara mengeluarkan nih makhluk. Dibacakan ayat alqur’an malah dianggap dinyanyiin buat tidur. Pak ustadz pun coba berkomunikasi dengan miss ini.

“Ini siapa?” “Pak ustadz mau tau ja apa mau tau banget? (kidding.. hehe). Yang bener yang ini, “hihihi.. Memangnya kenapa Pak ustadz?” “Jawab ja!” “Saya Ati.. hihihihi.” “Mau ngapain masuk ke raga ini?” “Cuma pengen maen ja, abis kasian dia ngelamun ja.. dia juga sama kaya saya lagi hamil. Hihihihihi. Saya juga ingin bilang sama si Mamad, kenapa dia malah kawin lagi?” “Itu udah hak dia nikah lagi.” “Saya gak mau dia kawin lagi!” miss mengatakan geram, tapi kemudian cekikikan lagi “hihihihi”
(kayanya miss ini cemburu neh… hehehehe) “Sekarang saya minta kamu keluar, kamu kan sudah menyampaikan pesanmu” “Gak ah pak ustadz, enak banget disini. hihihihi” “Saya bilang keluar! Kasian raga ini kamu tempatin terus.” “Saya gak mau! Kenapa Pak Ustadz berhenti ngaji. Ngaji lagi sana, enak neh dininaboboin, malah berhenti. hihihihihi”

Pak ustadz mencoba ngeluarin miss ini secara paksa, namun ternyata miss ini cukup kuat. Pak ustadz tidak berhasil mengeluarkan miss kunti ini, yang mengaku-ngaku sebagai bi Ati. Miss ini malah makin tertawa riang.

“hihihihi.. Ya udah Pak ustadz saya mau keluar asal saya dikasih makan nasi, ikan gabus, sambal, sama pete. Tapi nyimpennya jangan di ‘pandaringan’ ya, di atap genteng ja. Soalnya kalau di pandaringan ada ‘karuhun’, saya malu.”

(Pandaringan atau disebut juga goah, adalah ruangan yang biasanya dipakai susuguh orang jaman dulu. Biasanya tiap malam jumat mereka ngerujak kembang, kopi pahit, kopi manis, dll disimpen di kamar itu, biasanya ada juga yang bakar kemenyan. Menurut kepercayaan, pandaringan itu tempatnya para karuhun, yang mereka percaya adalah khodam leluhur mereka, yang biasanya selalu datang khususnya tiap malam jumat untuk menjaga rumah dan cucu-cicit mereka dari gangguan jahat. Kalau sekarang mah hanya segelintir orang yang masih melaksanakan ritual itu. Keluargaku juga sudah tidak melakukan hal itu lagi, takut musyrik.)

Pak ustadz menolak, dan mencoba mengeluarkan miss ini lagi secara paksa. Namun ternyata masih tetap gagal. Akhirnya dengan berat hati keluarga mengabulkan keinginan miss ini. Sepiring nasi, ikan gabus, pete, dan sambal pun disimpan di atap rumah. Lalu miss kunt ini pun keluar dari raga bi Nani sambil tertawa nyaring. Ooo Bersambung insya Allah…

Maaf kalau ada salah-salah kata. Untuk kebenaran cerita ini aku juga gak tahu pasti, soalnya aku juga dapat cerita ini dari ummi. Dan bapak cuma manggut- manggut ja, soalnya saat itu kampungku benar-benar geger katanya. Kalau aku sendiri gak inget, soalnya aku masih kecil banget. Yah, seperti kata kang ergi dijadikan hiburan saja.

0 komentar:

Posting Komentar

Kirimkan Cerpen Misteri Mu

Kirimkan Cerpen misteri mu kepada kami untuk di posting di blog ini di faizfachrurrozi@yahoo.co.id

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu