Recent Templates

a

Kamis, 31 Oktober 2013

Malam yang Mencekam

Saya masih ingat jelas apa yang terjadi hari itu. Kamis malam, 12 April 2012, saya dan teman-teman seperti biasa nongkrong di teras depan rumah teman saya, sebut saja si Rifki. Saat itu kita bercerita tentang horor (maklum malam Jum`at). Seperti biasa, saya membacakan cerita yang saya ambil dari internet dan menemukan FP dan mulai membacakan cerita.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 21.47 (menurut jam yang tertera di HP saya) dan saya sedang asiknya membacakan cerita, ketika terdengar suara pukulan pintu kamar mandi yang terbuat dari seng di sebelah rumah. Sontak kami merapat dan diam menunggu apa yang terjadi...

Temanku Andi dan Falen yang memiliki six sense melirik ke asal suara dan si Andi mengatakan itu adalah orang. Saya langsung mengelak dan mengatakan bahwa satu-satunya jalan menuju kamar mandi tersebut ada di depan saya dan saya tidak melihat seorangpun melewati jalan tersebut. Lalu si Falen berkata bahwa itu tikus dan saya pun berfikir, tikus tidak mungkin menimbulkan suara pukulan sekeras itu. Saya ingin mengutarakan hal itu tetapi di lain sisi, saya tidak ingin menambah suasana mencekam di sekitar saya.

Sebelum memulai bercerita lagi, saya bertanya kepada Andi apakah boleh saya melanjutkan bercerita tentang horor disini. Andi memperbolehkan dan menjamin tidak akan terjadi apa-apa.

Saya kembali bercerita dengan nada datar untuk menutupi ketakutan yang hampir menguasai saya. Beberapa menit kemudian, terdengar pukulan yang lebih keras berasal dari kamar mandi. Sontak kami semua (kecuali Andi dan Falen) terlonjak dan langsung berlari ke luar rumah. Di jalanan kampung, kami berhimpitan satu sama lain dan menunggu hal-hal yang mungkin terjadi selanjutnya.

Selang beberapa menit, Falen keluar dan mengajak kami masuk kembali ke teras rumah. Saya yang merasa bahwa semua ini adalah ulah saya (membaca cerita tentang kaum "mereka") masuk terlebih dahulu mengikuti Falen yang langsung disusul oleh teman-teman. Saat kami ingin duduk kembali, Andi berdiri dan mengatakan bahwa sebaiknya kami pindah ke tempat lain.

Sebelum berbalik, entah apa yang membuatku menoleh ke arah kamar mandi sebelah rumah, saya melihat seseorang tanpa kaki(melayang) memakai baju putih lusuh kekuningan dengan muka yang hancur dan mata putih yang seakan-akan melotot kepada saya. Saya berjengit dan langsung menatap Andi yang di sambut anggukan oleh Andi seakan-akan dia berbicara "Ya, itulah yang mengganggu kita". Setelah itu, saya pamit pulang lebih awal kepada teman-teman dan meminta Andi untuk mengantarkan saya pulang

0 komentar:

Posting Komentar

Kirimkan Cerpen Misteri Mu

Kirimkan Cerpen misteri mu kepada kami untuk di posting di blog ini di faizfachrurrozi@yahoo.co.id

Total Tayangan Halaman

Pages - Menu